Semua berawal dari Bogor, yap Kota Bogor. Kota hujan
inilah yang mengawali kisah sukacita tentang aku dan dia. Disini, di sebuah
institut ternama di Indonesia yaitu IPB aku menemukanmu. Sepintas pertemuan
bukanlah penghalang untuk menerobos tembok persatuan. Ini dia kisah ku, kisahku yang kutulis dalam
entri ku hari ini, detik ini, meniti ini dan pukul ini juga.
Awalnya aku pikir, akan menjadi sesuatu yang membosankan
jika berlama-lama diluar kota. Tetapi tuhan membalik arahkan perkiraanku ini. Ternyata
sangat berbeda jauh dengan yang aku pikirkan, Siapa sangka, aku menyukai Bogor yap IPB tepatnya aku menyukai kampus tersebut.
Detik demi detik kulewati disana, suka maupun cita
menemani kisahku ini disana. Ada sedih yang tak bisa diungkapkan tapi ada pula
bahagia yng ingin aku ungkapkan. Berjalan menuju gedung utama Andi Hakim Nasoetion,
awalnya memang biasa saja. Ku memasuki gedung tersebut dan “inilah dia
moderator kita kali ini, nama (....), kota lahir (......), pernah menjadi
pembicara di salah satu negara maju Korea Selatan.” Kata mc dengan lantangnya. Diapun
memasuki ruangan tersebut dan menyapa para hadirin dengan jiwa semangat nya,
entah benar ataupun tidak dia semangat pada hari itu aku tidak tahu. Bisa saja
itu fake smile, tapi sebagai manusia yang beriman husnudzan sajalah. “deg deg
deg” suara dentuman organ tubuhku yang satu inipun berbunyi dengan frekuensi
dan periode yang sangat cepat. Semua pandangan
tertuju pada nya, tak terkecuali dengan diriku sendiri. Otot jantungku yang
terasa seperti berhenti bekerja, seketika melihat moderator itu duduk dikursi
depan audiens dan menyapa kami dengan ‘tepuk semangatnya itu’.
Rasa ingin tahu ku mulai timbul, Aku bertanya-tanya, “siapa
orang itu? Apa aku hanya akan mengetahui nama dan tampang nya saja? Apa ada
kemungkinan untukku untuk bisa mengenalnya lebih jauh lagi?” kataku diddalam
hati. “Ahhhh shittt that’s just a dreaming” keluhku muncul. 2-3 jam berlalu
melewati dengan sang moderator tersebut rasanya sedih sekali ketika dia turun
dari panggung karena waktunya telah habis untuk menyapa kami. “no prob! Ini tak
akan pergi begitu saja.” kataku dalam hati. Akupun berusaha menghapus rasa
ingin tahuku yang semakin membara ini dengan mencari akunnya di facebook tetapi
aku belum berhasil menemukannya. “ok fine, mungkin ini belum saatnya” kataku
lagi dalam hati sembari senyum karena teringat akan dirinya. Dan untuk yang
kedua kalinya aku mencoba memberanikan diri untuk mencoba meminta foto
bersamanya dan “YES!!! Aku mendapatkannya.” Mendapatkan foto bersamanya maksud
nya bukan mendapatkan orangnya hihi.
Manusia adalah
makhluk yang tak pernah puas dengan apa yang telah ia dapatkan, begitupula
dengan aku. Aku tak pernah puas dengan apa yang telah aku dapatkan
kemarin-kemarin. Dan kali ini aku memberanikan diri untuk meminta
tandatangannya, oemjii this is very extremm. Ini sungguh kuno, aku terpaksa
melakukannya karena jika tidak mungkin sampai sekarang aku tetap memikirkannya
karena rasa ingin tahuku yang belum teru gkapkan ini. Tak disangka-sangka, gadis
sepertiku ia beri tahu salah satu akun medsos nya dengan sendirinya tanpa aku
pinta. Betapa girangnya, gadis mana yang tak bahagia jika yang dikaguminya
memberi HUB untuknya. Meleleh, mencair dan membeku hatiku jika mengingat
kejadian ini.
Dan malam itu pun tiba, malam dimana besoknya aku akan
meninggalkan Bogor. Lagi-lagi aku tak mau meninggalkan sesuatu dengan sia-sia,
aku lihat sang moderator yang tengah sibuk dengan memberi tanda tangan pada
peserta lain. “aishhhhhhhhhhhhhh, mereka mengikutiku saja. Semoga saja dia tak
memberi tahu akun medsosnya yang telah ia beri tahu untukku, awas saja kalau
dia memberikan nya selain aku. Gajadi ngefans!!!” hatiku berkata sembari
berharap-harap dan jelous. And what? Apa yang terjadi ternyata dia memberi tahu
yang lain juga akun medsos nya. “bruggggggggggggggg, salah aku salah. Ternyata dia
baik ke semua orang. Benci lah benci” kataku kecewa. Tetapi aku berusaha untuk
tidak memikirkan hal tersebut, karena wajar sekali hal itu terjadi. Akunya saja
yang berangan-angan padahal semuanya diluar dugaanku. Malam itu terakhir
kalinya berbicara satu sama lain bersama nya. Tak tahu kapan itu bisa terjadi
lagi atau mungkin hanya akan sekali saja aku merasakannya. Hufffffffffffffffft ku
pasrahkan pada-Mu engkau yang lebih tahu segalanya.
Bersambung...
0 komentar:
Posting Komentar